Kamis, 26 Mei 2016

Makalah Pemeliharaan Infrastruktur Kebun

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman industri penting penghasil minyak
masak, industri maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan
keuntungan besar dan merupakan komoditas unggulan dalam penerimaan devisa
Negara.
Dalam pembangunan kebun kelapa sawit dapat dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama meliputi seluruh kegiatan yang diperlukan dari awal hingga penanaman tanaman di lapangan, sedangkan tahap kedua mencakup pemeliharaan hingga tanaman mulai menghasilkan.
Kedua tahap ini sangat berbeda dalam hal kegiatan di lapangan maupun teknik pengelolaan yang diperlukan untuk memperoleh hasil seefisien mungkin dengan kualitas yang baik.
           
Pemeliharaan kelapa sawit merupakan salah satu bagian penting dari komponen produksi. Dalam kegiatan pemeliharaan, pemupukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk. Menurut Sutarta et al. (2003), pemupukan yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya.
            Metode untuk memelihara, mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah. Pengendalian erosi dapat dilakukan baik melalui cara vegetatif, mekanik dan kimia. Tindakan tersebut sangat mendesak untuk dilakukan karena :

1. Kondisi topografi wilayah dilahan berombak, bergelombang, berbukit dan  lereng
2.  Kondisi curah hujan relatif tinggi.
3. Kondisi lahan merupakan area rawa, area gambut atau area pasang surut.
4. Terjadinya pemadatan tanah khususnya di lahan menyebabkan rendahnya       air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah, sehingga terjadi aliran permukaan       yang hebat.
5.  Lahan masih terbuka dari terpaan hujan secara langsung.

Metoda konservasi yang dapat dilakukan diantaranya adalah : pengolahan tanah,pemeliharaan jalan  pembangunan teras, pembuatan saluran disepanjang kontur yang berfungsi sebagai saluran air untuk mengisi persediaan air dalam tanah, dan penanaman tanaman dalam setrip kontur.
B.  Tinjauan Pustaka

                Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380C. Ketinggian di atas permukaan laut yang optimum berkisar 0-500 meter (Setyamidjaja, 2006)

          Kelapa sawit dapat tumbuh baik pada sejumlah besar jenis tanah di wilayah tropika. Persyaratan mengenai jenis tanah tidak terlalu spesifik seperti persyaratan faktor iklim.
Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin    ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan dengan jaminan ketersediaan air (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

          Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek bisa menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang (Sunarko, 2008).

Konservasi tanah dan air sangat penting dan semakin memerlukan
perhatian dalam budidaya kelapa sawit. Kondisi tanah yang baik akan
berpengaruh pada proses penyerapan air dan hara, respirasi akar serta
memudahkan pemeliharaan tanaman dan panen. Menurut Arsyad (2006), setiap
perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada
tempat itu dan tempat-tempat di hilirnya.









PEMBAHASAN
’’ PemeliharaanAreal/Infrastruktur Diperkebunan”

A. Jalan

        Jalan adalah sarana transportasi utama pada perkebunan yang berperan untuk mengangkut bibit, pupuk, tenaga kerja dan produksi.
1.  Pemeliharaan jalan
Pemeliharaan jalan di kebun kelapa sawit dilakukan dengan dua cara yaitu :

a.  Secara Manual
Perbaikan secara manual dilakukan oleh tenaga kerja pria dengan membuang air dari lubang dan menimbunya kembali setelah lubang kering dan menunas daun kelapa sawit yang telah menutupi jalan yang sering disebut dengan istilah rempes.

b. Secara Mekanis.
Kerusakan dalam skala besar akan diperbaiki dengan Grader Catepillar seri 120 G dengan sistem Chamber agar air hujan tersebut mengalir ke parit.

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTuz1unamK6tbIaWVd8TlPDFvHQ_x6K0V3LWFa_mISWmHFCbyCWhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXcosvST4dp-jSutmvylHR5TIrPb4UFgGEXekbzF8aKiZFDnnSxpeGOyAhoeI0__TtR2_aaffpVTrdnUHuonVHoag0t8PE3jV5FLRS8P8LpbLqgZFRcOhapBwW_n6T-J2MQU3ThDAEPOQ/s320/SAM_2081.JPG
Gbr 1. Pemeliharaan jalan diperkebunan kelapa sawit
Beberapa hal yang diperhatikan dalam perawatan jalan :

1.     Pengaliran air adalah syarat utama (mendalamkan parit besar)
2.   Aliran kesamping dan parit harus tetap terpelihara.

3.     Keadaan lapisan permukaan, masuknya sinar matahari dan kemiringan harus dipelihara untuk menjamin pengeringan air permukaan dari jalan
4.      Penimbunan lapisan permukaan selamanya harus dilaksanakan dengan mempergunakan jenis tanah yang cocok, bila mungkin dicampur dengan pasir atau kerikil
5.     Tanah humus ataupun tanah lembek yang mengandung bahan-bahan organik sama sekali tidak boleh dipergunakan untuk melapisi permukaan ataupun menimbun lobang-lobang.
6.         Operasi Road grader, bulldozer dan compactor, harus diorganisir oleh administratur agar dipakai pada tempattempat yang paling memerlukannya. (Tugas utama road grader adalah membentuk kemiringan permukaan yang tepat dan karena itu di belakang road grader harus dipekerjakan karyawan dari regu perawatan untuk membuka kembali jalan-jalan air).
2.  Jenis jalan yang ada di perkebunan:
  1. Jalan utama(main road), semua jalan yang terdapat pada areal akan bermuara ke jalan utama.
    Ukuran jalan utama:
    • Lebar = 16 m (2 gawangan)
    • Pinggir = 2 m
    • Parit = 1 x 0,6 x 0,5 m
    • Bahu jalan = 2 m
    • Badan jalan ± 6 m
  2. Jalan koleksi(collection road), berfungsi sebagai sarana transportasi buah.
    • Lebar = 8 m
    • Pinggir jalan = 0,9 m
    • Parit jalan = 0,6 x 0,4 x 0,3 m
    • Bahu jalan = 0,5 m
    • Badan jalan = 4 – 5 m
  3. Jalan control(control road), berfungsi sebagai sarana pengontrolan blok areal. Dibuat mengelilingi areal perkebunan.
    Ukuran jalan kontrol/blok:
    • Lebar = 8 m
    • Pinggir jalan = 0,9 m
    • Parit jalan = 0,6 x 0,4 x 0,3 m
    • Bahu jalan = 0,5 m
    • Badan jalan = 4 m



B.   Parit Drainase
1.                 Pembutan Parit Drainase
Parit drainase dibuat pada lahan yang memiliki kemiringan lereng datar sampai berombak (<< 8 %) atau lahan yang memiliki drainse terhambat sampai tergenang, ada beberapa jenis parit drainase, yaitu field drain, collection drain, main drain, outlet drain (parit pembuangan keluar) dan parit jalan.  Seluruh parit drainase ini sebaiknya sudah dibangun sebelum penanaman kelapa sawit dilaksanakan.  Hal tersebut dimaksudkan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh optimal, diusahakan permukaan air tanah berada pada kedalaman    ³ 80 cm dari permukaan tanah.
Peran
Parit drainse :
1.     Mencegah supaya air tidak tergenang di lapangan.
2.     Menurunkan permukaan air tanah sehingga perkembangan akar tanaman tidak terganggu.
3.     Mencegah pencucian pupuk
2.              Pemeliharaan parit drainase.
Pemeliharaan parit darinase dapat dilakukan dengan:

a.        Membersihkan seluruh tumbuhan dan sampah yang ada pada dinding dan dasar saluran air
b.        Mengangkat endapan-endapan liat atau lumpur yang ada pada dasar saluran air.
c.         Membersihkan sampah-sampah yang mengganggu kelancaran air di sekitar jembatan dan gorong-gorong.
d.        Memperbaiki jembatan, gorong-gorong dan bronjong.
e.         Perlunya pintu air (water gate) pada areal gambut untuk mengontrol keadaan air di areal perkebunan pada musim hujan dan musim kemarau.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjse9PirGmZf1kCtI0wXBPDu24VtOvFH6P3MZ5J8VkX8jzx3nW9ohg9lNstxiAnqzWuqzgHeO3U3tK0Rq6aKmCKrDY0J6FnNvrT6FjrbPskKOeZZKlJbRjQzOHOKhPwTNLPiG0l6wWBSxo/s1600/Pintu+Klep.jpg
Gbr 2 . Pintu air (water gate)
C.   Teras Kontur

1.     Pengertian Teras Di Perkebunan.
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur.

         Ada tiga macam jenis teras : teras bangku, teras gulud dan teras individu

a.     Teras Kontur
 teras yang dibuat memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah membentuk susunan seperti tangga, dibuat sedikit miring ke dalam agar air lebih banyak meresap. Tebing teras ditanami rumput, bibir tebing ditanami tanaman penguat teras. Teras bangku tidak cocok untuk tanah mudah longsor, jeluk dangkal dan lapisan bawah mengandung unsur racun tanaman
b.     Tersa Gulud
Dibuat dengan memotong lereng sesuai dengan kontur, dilengkapi dengan guludan dan saluran pembuangan
Jeluk tanah dangkal, teras bangku tidak cocok
           Kemiringan < 150
Saluran drainasi di pinggir, sebelah dalam guludan.
c.      Teras Individu/ Tapak Kuda
Teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar tanaman dengan garis tengah 1 – 1,5 m
Dapat dibuat pada lereng > 45o
Piringan teras dibuat sedikit miring ke dalam.

2.     Fungsi Pembuatan Teras

1.     Mengurangi aliran permukaan air (Run-off) yang akan mengurangi bahaya erosi
2.     Memperbesar daya infiltrasi dan penyimpanan air tanah (meningkatkan efektivitas pemupukan)
3.     Memudahkan pemeliharaan tanaman
4.     Sebagai tempat penaburan pupuk



3.     Pemeliharaan Teras Kontur.

Pemeliharaan Setiap saat yaitu diperlukan pemeriksaan yang teratur untuk mereparasi teras yang rusak.Pada tahap selanjutnya, reparasi teras-teras adalah memperbaiki kembali permukaandengan sudut miring tetap 10º - 15º dan memadatkan pinggiran bila perlu,dilaksanakan setahun sekali
Pemeliharaan teras dapat dilakukan dengan:
(a)  mengeruk tanah yang menimbun (menutup) selokan teras,
(b)  memelihara guludan dan talud dengan cara memperbaiki bagian yang longsor,
(c)   mengulam dan memangkas tanaman penguat teras dan tanaman talud.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheEj6DtAmkv9mHdlbQWOC89w3_lXzqsUJmLhzg-KsthNv4Se-Xjv8-0pn9MH-wMKKl-krblG7F0bIvzXJZL34Y9Xv5LUMdJugdRJF6Ks7u8NXxvfGrLUE3oFSfHVmq9qnO1AEPZrFBe2Q/s1600/00000000000098DSC00191.JPG
Gbr 3. Terasan diperkebunan kelapa sawit










D.   Tapak Kuda Kelapa Sawit. (planting platform)

       Tapak kuda merupakan Salah satu cara konservasi tanah dan air pada lahan miring. Tapak kuda memiliki nama unik karena bentuknya mirip dengan tapak kuda yaitu tanah yang di ratakan berbentuk melingkar di sekeliling tanaman. Tapak kuda memiliki ukuran standart  3 m x 3 m sampai 4 m x 4 m hal ini bertujuan agar kegiatan yang dlaksanakan di perkebunan kelapa sawit menjadi terbantu karena di perlukan piringan yang lebar.


1.     Cara Pembuatan tapak kuda:

a. Memancang areal yang akan dibuat tapak kuda
b. Permukaan tanah dibersihkan dari humus, akar-akar, tunggul dan kayu.
c. Tanah galian disusun untuk tanah bagian yang ditimbun, akan lebih baik    jika menggunakan tanah yang dimasukkan kedalam karung sebagai benteng
d. Pengerasan (penggeblekan) dilakukan hingga tanah timbunan menjadi   padat
5. Tanah timbunan dibentuk hingga memiliki kemiringan 50 – 100.
6. Kemudian dibuat benteng kecil di pinggir tanah timbunan.    
               

Gbr 4.Sketsa DalamPembuatan Tapak Kuda.

Adapun fungsi dari tapak kuda adalah sebagai berikut :
1.  Mempermudah aktivitas pekerja
2.  Menampung unsur hara dan air
3.  Mengurangi terjadinya erosi tanah
4.  Mengurangi kehilangan unsur hara
5.  Meningkatkan produktivitas pekerja

2.     Pemeliharaan Tapak Kuda
      Pada tahap awal diperlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperbaiki tapak kuda yang rusak. Pada tahap selanjutnya perbaikan tapak kuda dilakukan 3 tahun sekali dengan memperbaiki kembali permukaan dengan sudut kemiringan 50 - 100 dan memadatkan pinggirannya bila perlu.
Agar dapat bertahan lama maka sebaiknya dilakukan pemeliharaan tapak kuda setiap 3 tahun sekali dengan memperbaiki kembali permukaan dan memadatkan pinggirannya karena biasanya sering terjadi kerusakan karena dinding menjadi longsor.



Gbr 5. Tapak Kuda Pada Perkebunan Kelapa Sawit.
                                                            








E.   Rorak:
Rorak adalah galian yang dibuat di sebelah pokok tanaman untuk drainasi, menampung erosi dan menempatkan bahan/pupuk organik
1.     Fungsi Rorak
      Rorak berfungsi untuk menampung air hujan serta air aliran permukaan (run-off ) agar air tidak mengalir keluar blok dan terbuang begitusaja. Jumlah dan jarak antar rorak tergantung dari lokasi kemiringan lahan, curah hujan dan kondisi lokasi. Rorak dibuat pada gawangan mati kelapa sawit dan untuk satu unit rorak mewakili empat pokok kelapa sawit. Pada areal datar, galian rorak dibuat sejajar dengan barisan tanaman, sedangkan padaareal miring galian rorak dibuat tegak lurus arah lereng atau sejajar kontur.

2.     Pembuatan Rorak
      Rorak dibuat setiap 12 – 24 meter untuk kemiringan lereng 8 – 30 %.  Rorak dibuat dengan ukuran lebar 50 cm dan kedalaman 60 cm.  Masing-masing rorak mempunyai panjang 4 m yang disambung satu sama lain dengan penyekat antar galian sepanjang 30cm. Sebelum pembutan, areal yang akan dibuat rorak terlebih dahulu dipancang sehingga seluruh rorak yang akan dibuat berada pada titik ketinggian yang sama (water pass).
      Galian rorak diposisikan agar dapat memanen air yang mengalir di permukaan serta menampung serasah organik pada top soil agar tidak
 terbawa keluar oleh erosi. Pada blok yang melakukan pemupukan secara mekanis, posisirorak harus disesuaikan agar tidak mengganggu jalur alat penebar pupuk( spreader) tersebut.

                            [gbr2,3,4,5.JPG]
Gbr 6.Posisi Rorak.
                     



3.     Perawatan Rorak

        Perawatan rorak harus rutin dilakukan sehingga fungsinya dapat maksimal. Apabila telah terisi 50 % dengan tanah atau pasir harus segera dilakukan pencucian. Tanah bekas pencucian ditempatkan dibawah rorak atau tumpukan galian sebelumnya.
[gbr2,3,4,5.JPG]
           Gbr 7.Pemeriksaan Lubang Rorak












F.    Benteng
Benteng berfungsi untuk menahan air pasang, sepanjang laut- sungai- parit
uKuran :
                                   Benteng Teras                   Rorak
¢ Lebar Bawah        60 cm                              35 cm
¢ Lebar Atas           40 cm                              40 cm
¢ Tinggi                    30 cm                  50 cm
¢ Lebar kaki lima    10 cm                         -
Panjang benteng teras dan rorak minimal 3 meter sesuai dengan kebutuhan.
1.     Pembuatan benteng teras:
Pembuatan benteng teras dilakukan setelah penanaman kelapa sawit
Tentukan suatu titik tertentu dimana pemancangan dimulai baik untuk arah benteng secara timbang air maupun jarak antar 2 (dua) benteng teras.
Setelah pemancangan selesai, maka parit digali dan tanah galian ditimbun memanjang menurut arah pancang benteng teras dan kemudian dibentuk sesuai dengan ukuran.

Gbr 6. Penampang Melintang Benteng Teras & Rorak.
      2.  Pemeliharaan Benteng.
Pada tahap awal diperlukan pemeliharaan yang teratur untuk memperbaiki benteng yang rusak, Agar dapat bertahan lama maka sebaiknya dilakukan pemeliharaan Benteng secara rutin dengan memperbaiki kembali permukaan dan memadatkan  karena biasanya sering terjadi kerusakan karena longsor.
G. Jembatan

           Jembatan adalah penghubung jalan pada aliran parit, sungai, jurang dan lain sebagainya.

1.     Jenis-jenis Jembatan di Perkebunan:
a.     Jembatan kayu; Balok, Papan bertiang, Batang kayu.
b.     Jembatan dari gorong-gorong (culvert)Buist beton, Baja bergelombang (multi-plate),Box-Culvert.
c.       Jembatan beton atau baja bertulang;  Titi panen beton.

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSE-FIx3iun7Z8KefGfg7a_uABceaUpeMFISy3I6gt3Lb-TqmZKQ
Gbr 7. Jembatan Papan

2.     Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan jembatan antara lain:
a.     Jembatan harus tegak lurus dengan arah aliran air.
b.     Debit air pada saat banjir.
c.      Ukuran parit yang telah ada.
d.     Kriteria jalan tersebut (Acess-roadMain-roadCollection-road).
e.      Jenis tanah.

3.     Hal-hal yang harus diperhatikan Dalam pemasangan gorong-gorong  antara lain:
a.     Dasar parit diratakan, tidak boleh tergenang air.
b.     Diberi bantalan kayu keras (dibuat semacam tangga-tangga sehingga gorong-gorong dapat lurus).
c.      Gorong-gorong diletakkan diatas bantalan kayu, dipasang rapat dan lurus (terutama pada dinding sebelah dalam gorong-gorong).
d.     Pada sambungan gorong-gorong disemen.
e.      Penimbunan.
f.       Pembuatan wing wall (cerucuk atau goni tanah).
4.     Dalam pemeliharaan jembatan diperlukan beberapa tindakan antara lain:

a.     Monotoring debit air pada saat banjir.
b.     Monitoring sampah atau kotoran yang hanyut.
c.      Erosi tanah disekitar jembatan (run-off).
d.     Pasang cerucuk atau karung isi tanah disamping kanan-kiri jembatan.
e.      Timbun tanah disekitar jembatan.
f.       Pelapisan ter atau oli kotor dipermukaan kayu.
g.     Penyisipan papan yang rusak atau busuk.
h.     Pemasangan tanda Jembatan.


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTE_XhobyMvsYw8WkipmtRR6OAYkGKuy947yioyTLtblXdrG3iN0w
Gbr 8. Jembatan Beton























DAFTAR PUSTAKA


Adiwiganda. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Perkebunan Kelapa    Sawit. Gadjah Mada    University Press. Yogyakarta. 116 hal.

Hakim, M. 2007. Kelapa Sawit ( Teknis Agronomis dan Manajemen). Lembaga Pupuk Indonesia. Jakarta. 296 hal.

 Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan       Marihat. Sumatera Utara. 392 hal

http://www.academia.edu/4987883/Makalah_Seminar_PENGELOLAAN_AIR_UNTUK_BUDIDAYA_TANAMAN_KELAPA_SAWIT_Elaeis_guineensis_Jacq_DI_PT_SARI_ADITYA_LOKA_1_JAMBI_Water_Management_for_cultivation_Palm_Oil_Elaeis_guineensis_Jacq_in_PT